SATU HARI DI TOKYO - Mensyukuri Nikmat Cuti

Selagi dapat cuti, mari kita manfaatkan untuk libur sejenak dari rutinitas.

Tokyo 29 Maret 2019.

Hari ini, aku pergi ke Tokyo. Berangkat bersama kawan-kawanku di suatu pagi pada hari Jumat, yaa itu sebenarnya merupakan hari kerja. Namun kali ini berbeda. Kami ber-enam berangkat dari Stasiun Midorino ke Stasiun Akihabara tiba pada pukul 10 waktu setempat. Karena ada keperluan sebentar dengan barang elektronik, kita mampir sejenak ke pusatnya jajanan elektronik sejepang, yaitu Yodobashi Camera disebutnya. Sedikit cuci mata dengan beragam barang elektronik yang begitu mewah dan aneka diskon nan meracuni otak dan dompet. Sekitar satu jam berkeliling di tempat ini dan karena jam sudah menunjukkan pukul 11.15 serta hari ini adalah hari Jumat, selanjutnya kita pergi menuju ke Masjid Tokyo Camii untuk menunaikan sholat jumat disana. Akses menuju masjid ini cukup mudah, yaitu dengan naik kereta dari Akihabara Stasiun ambil jalur Chuo-Sobu Line. Dengan menaiki kereta lokal kita berhenti di Stasiun Shinjuku. Dari Stasiun Shinjuku kita perlu pindah kereta ke jalur Odakyu Line dan berhenti di Stasiun Yoyogi Uehara. Setelah keluar dari Stasiun Yoyogi Uehara, kita lanjut berjalan sekitar 400 meter atau sekitar 5 menit untuk sampai ke Masjid Tokyo Camii.

Masjid Tokyo Camii by kamerahpgw

Masjid Tōkyō-jāmii (東京ジャーミイ) atau juga dikenal sebagai Tokyo Camii, -adalah sebuah masjid dengan nuansa budaya Turki yang terletak di distrik Ōyama-chō, kawasan Shibuya, Tokyo, Jepang. Menurut situs wikipedia sendiri, masjid tersebut adalah masjid terbesar di Jepang. Akupun setuju dengan pendapat itu. Dari bagian depan terlihat besar dan gagah dengan adanya menara disebelah masjid. Begitu melihat kedalam nampak kemewahan masjid dari ornamen kaligrafi yang ada di dinding masjid tersebut. Masjid ini merupakan masjid dengan 3 lantai, dengan lantai bawah area basement dikhususkan untuk tempat wudhu dan kamar mandi, dan lantai satu digunakan untuk beribadah sholat jamaah laki-laki, sedangkan lantai dua digunakan untuk beribadah sholat jamaah perempuan. Nuansa khas Turki begitu berasa ketika khatib sholat jumat itu sendiri merupakan orang turki asli. Dengan penyampaian khotbah menggunakan bahasa Jepang, Inggris dan Turki, jamaah akan mudah memahami isi daripada khotbah itu sendiri. Untuk jamaah yang ingin menikmati makanan khas turki setelah selesai sholat jumat, di lantai bawah sudah disediakan hidangan untuk diambil oleh para jamaah, yaa tentu antreanya sangat ramai sekali, karena yang ingin makan bukan cuman kita, lainnya pun jugaaa. Alhasil kita memutuskan untuk melewatkan makan di Masjid.

Sebagai gantinya kita pergi untuk mencari hidangan sendiri di tujuan selanjutnya. Karena salah satu orang temanku punya referensi tempat makan yang enak dan memuaskan perut, alhasil kita memutuskan lokasi tersebut sebagai tempat untuk makan siang. Didalam kereta dari Stasiun Yoyogi Uehara, banyak jalur kereta yang kita naiki sampai-sampai harus naik turun hingga pindah kereta untuk menuju Tokyo Teleport Stasiun yang selanjutnya kita pergi ke Aqua City Odaiba Mall. Jalan-jalan menikmati suasana gedung-gedung tinggi dengan angin yang bertiup kencang, ditambah suasana mall yang menjajakan beragam barang maupun makanan, membuat perut kita semakin keroncongan. Akhirnya kita sampai di restoran yang kita tuju. Nama restoran itu sendiri adalah The Oven American Buffet, -merupakan restoran bertema all you can eat yang ada di lantai 5 mall ini. Dengan biaya sekitar 1700 Yen, disini kita diperbolehkan makan sepuasnya dengan durasi waktu yang telah ditentukan. Ada berbagai macam makanan disini, dari makanan berat sampai makanan penutup, dari yang halal sampai yang haram, semua ada disini. Dari kaca jendela restoran ini, dapat kita lihat pemandangan luar yang begitu menakjubkan. Kita tiba pada sore hari dengan view pemandangan menakjubkan seperti ini, apalagi kalau malam hari, aku pikir pemandangan yang ada diluar mungkin akan lebih indah dan romantis.

Odaiba Statue Of Liberty by kamerahpgw

Setelah kenyang, selanjutnya kita berkeliling disekitar mall, lalu berjalan perlahan untuk melihat Odaiba Statue Of Liberty dari dekat. Tak lupa, sudah seperti kewajiban ketika pergi jalan-jalan, tentu haruslah ada momen yang harus diabadikan dengan foto maupun video. Puas dengan keceriaan kita hari ini, namun tak cukup apabila memutuskan pulang pada sore hari. Mupung sekalian ada disekitar Tokyo, dan sekarang lagi musim semi, yang artinya musim dimana bunga sakura akan mekar, kita selanjutnya menuju ke taman yang ada di daerah Ueno. Tentu tujuan kita kali ini adalah untuk hanami-an disekitar taman tersebut. Ueno Kouen namanya.

Hanami (花見, melihat bunga) atau ohanami adalah tradisi budaya Jepang dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura. Mekarnya bunga sakura merupakan lambang kebahagiaan telah tibanya musim semi. Selain itu, hanami juga berarti piknik, dengan menggelar tikar untuk pesta makan-makan di bawah pohon sakura. Begitu banyak orang yang menggelar tikar untuk piknik dibawah pohon sakura yang ada ditaman ini. Banyak juga yang hanya sekedar lewat untuk mencari foto dari indahnya bunga sakura. Karena jangka waktu mekarnya bunga sakura yang begitu pendek, alias mekar hanya dalam kurun waktu sekitar seminggu saja, disini sangat dilarang untuk menyentuh bunga sakura. Sebagai orang asing alias tamu di negara orang, sudah sepatutnya kita untuk menghargai peraturan yang ada. Karena datang pada waktu malam hari, lampion sepanjang jalan yang bergelantung pada tali yang diikatkan pada pohon sakura yang berjejer, begitu indah untuk diabadikan. Nuansa Jepang-nya sangat begitu berasa. Disini juga terdapat semacam pasar malam, atau disebutnya Matsuri. Lapak-lapak para pedagang yang berjajar menjual dagangan masing-masing, menambah suasana begitu apik untuk dinikmati pada malam hari ini.

Ueno Kouen, Hanami 2019 by kamerahpgw

Puas melihat bunga sakura, selanjutnya kita menyusuri jalan-jalan kota yang ada di sekitar Ueno, lalu masuk ke pasar tradisionalnya Ueno, banyak dagangan yang ada disekitar sini. Berhubung hari sudah malam dan dinginnya yang begitu mencekam, kita tidak boleh memaksakan badan untuk berlama-lama disekitaran kota ini. Alhasil dari Kota Ueno, kita jalan kaki menuju  Stasiun Akihabara. Lelah karena jalan kaki seharian, kita mampir untuk nongkrong sejenak di depan AKB Cafe Shop di sekitar Akihabara Stasiun. Kata pemagang (Jisshuusei) orang Indonesia yang ada disini, "Belum sah jadi pemagang Jepang kalo belum foto di depan kafe ini." Katanya sih begitu. Dulu, akupun pernah foto disitu pas pertama kali datang kesini, wkwk.

Dari situ, kita memutuskan untuk pulang dan men-sudahi jalan-jalan kita hari ini.
Satu hal yang aku bisa ambil dari perjalananku hari ini adalah Kita adalah orang Indonesia, yang di jepang sini begitu banyak keterbatasan dan perbedaan kebudayaan. Sudah sepatutnya untuk lebih-lebih bersyukur dan menjaga serta mematuhi peraturan yang ada. Mengenai judul jurnal perjalananku kali ini, -Mensyukuri nikmat cuti- Satu perbedaan yang begitu jelas yaitu orang sini adalah orang yang kesehariaanya dituntut untuk bekerja. Seolah-olah mereka itu hidup untuk bekerja.   Namun karena kita orang asli Indonesia, ya Indonesia -kita hidup bukan untuk seperti itu, hidup tidak untuk bekerja, melainkan bekerja untuk hidup.

Bekerja sewajarnya, sempatkan waktu jalan-jalan mensyukuri nikmat- Nya.

See yaa,
Jyaa ne,



Dari sisi yang berbeda,























#semuafotomintatemenhehe
(ig: @rizqiapn)

SEE YAA

12 Responses to "SATU HARI DI TOKYO - Mensyukuri Nikmat Cuti"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel